NEVER GIVE UP ON SOMETHING YOU REALLY WANT, DON'T STOP BELIEVING, PRAY AND KEEP WORK HARD !! ^^

Kamis, 17 Oktober 2013

KPOP versi kartun

Udah ga aneh klo KPOPERS, hobinya koleksi fto bias atau fandom favnya di PC /laptop/Hp smp full...soalnya buat ava twitter, Fb , wallpaper dsb ...
nah buat nambah koleksi klian biar rada unik recomend bgt nih versi kartun juga ga kalah lucu bikin gemes deh :D hihi..

1. BIG BANG



 2. SHINEE



3. BOYFRIEND


 4. SUPER JUNIOR


5. MBLAQ
6. CNBLUE



7. B1A4



Gmn chingudeul lucu-lucu bukan ?? dan tetep kece ko walaupun hanya versi kartun hihi..smg ada filmnya juga ya :D




Selasa, 15 Oktober 2013

Analisis teoritis dengan pendekatan agama, sains, dan filsafat tetang teori pendidikan, keberadaan fisik dan metafisik

Soal Take Home IAD

Nama       : Titin Nurhalimah
Nim          : 1123070121
Kelas        : MKS/ II/C 

Analisis teoritis dengan pendekatan agama, sains, dan filsafat !!
1)      Teori Materi (Pendidikan)
Pendidikan dapat kita lihat dari dua sisi yaitu pendekatan teori dan praktik. Pendekatan teori adalah seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. sedangkan pendekatan praktik adalah seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku.
Dari kedua pendekatan tersebut merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait. pendekatan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut, pendekatan teori dibagi menjadi 3 :
*     PENDEKATAN AGAMA
            Pendekatan agama religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.  Pendekatan religi terhadap pendidikan, berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan pendidikan. Materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis pendidikan.
            Teori pendidikan disusun dari prinsip-prinsip yang berlaku umum, yang diterapkan untuk memikirkan masalah-masalah khusus. Sebagai contoh, teori pendidikan silam akan berangkat dari Al-Quran, sehingga ayat-ayat Al-Quran akan dijadikan landasan dalam keseluruhan system pendidikan. Sebagai system etika terbaik bukan hasil temuan empiris, bukan hasil eksperimen sains. Al-Qur’an datangnya dari Allah yang sebagai “ Kitab Wahyu”  yang mengungkapkan keyakinan orang mukmin terhadap segala yang gaib, mendahului referensi terhadap perilaku yang dapat diobservasi, Sudah teruji kebenarannya mutlak.
            Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan agama, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya. Berdasarkan Al-Quran yang mengandung satu kesatuan pandangan tentang manusia dan alam, Al-Quran memberikan landasan pemikiran yang berkaitan dengan manusia, siapa manusia, dari mana manusia, dan mau kemana manusia, serta harus bagaimana manusia berbuat dalam kehidupan didunia ini. Dalam hal ini, Al-Quran menyediakan lapangan yang komprehensif universal tentang landasan dan tujuan hidup manusia, yang sangat bermanfaat bagi para ahli pendidikan untuk menyusun dasar dan tujuan pendidikan yang luas dan umum sifatnya. Hanya akan diikuti oleh kelompoknya, atau atau para penganutnya yang sudah meyakini dan mengimani kebenaran ajaran religi tersebut.

*     PENDEKATAN SAINS
Pendekatan sains ini, berkaitan dengan suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Melalui pendekatan sains sebagai paradigma bagi pendidikan, berarti kita harus meninggalkan seluruh fakta-fakta metafisik (gaib). Sains hanya berkepentingan dengan fakta-fakta yang dapat dilihat. Sains tidak mampu menyentuh elemen-elemen yang tidak dapat diobsesi dan diukur. Indera dan rasa bukan satu-satunya alat untuk memperoleh pengetahuan sains tidak akan mampu mengujinya secara empiris, dan secara keseluruhan.
Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu, dengan berbagai cabangnya, seperti:
A.    Sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan;
B.     Psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar;
C.      Administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien;
D.     Teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien;
E.     Evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa;
F.      Bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau rasio. Dimana pendidikan yang ada dapat dikembangkan dengan observasi di lapangan dan harus sudah teruji bukan hanya sekedar dugaan atau prediksi belaka. Sains bersifat deskriptif menerangkan bagaimana atau mengapa sesuatu peristiwa terjadi secara terperinci berdasarkan fakta dan data yang terkumpul.

*        PENDEKATAN FILSAFAT / FILOSOFI

            Pendekatan Filsafat/Filosofi adalah suatu pendekatan yang menelaah dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan filsafat. Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pengetahuan atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofi disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson (1959), filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan/diaplikasikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.
`      Cara kerja dan hasil-hasil filsafat dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah dalam hidup dan kehidupan, dimana pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dari kehidupan manusia. Pendidikan membutuhkan filsafat, karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah yang lebih luas, kompleks, dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman indrawi maupun fakta-fakta faktual, yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh sains pendidikan (science of education). Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup manusia.
            Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan. Berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita.
            Dapat disimpulkan bahwa, melalui pendekatan filosofi maka dibutuhkan analisa rasional berpikir yang logis, sistematis dan totalitas (menyeluruh) dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan yaitu diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam. Kajian rasional yang mendalam tentang pendidikan dengan menggunakan semua pengalaman manusia dan kemanusiaannya. Oleh karena itu pengalaman kemanusiaan seseorang dapat diterapkan dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Tujuan pendidikan biasanya berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan pandangan hidup individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan.

            Sedangkan pendekatan praktik akan berkaitan secara langsung dari proses pembelajaran yang berlangsung dalam keadaan nyata yang sedang terjadi. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan hal yang mutlak harus kita kerjakan secara terus menerus dalam kegiatan secara kontinue. baik dilingkungan formal, non formal maupun informal.

2)      TEORI KEBERADAAN FISIK

v  PENDEKATAN AGAMA
Fisik sebagai sifat yang artinya hadir di mana-mana. Menurut teisme timur, Allah hadir di mana-mana. Mahahadir Ilahi, demikianlah salah satu sifat ilahi, meskipun dalam teisme barat telah menarik perhatian kurang filosofis dari atribut seperti kemahakuasaan, kemahatahuan, atau menjadi kekal.
Dalam teisme barat, Mahahadir kira-kira digambarkan sebagai kemampuan untuk menjadi "hadir di mana-mana pada saat yang sama", merujuk pada kehadiran tidak terbatas atau universal (pada saat yang sama, beberapa (seperti Saksi-Saksi Yehuwa) mengklaim Tuhan tidak maha hadir).[1] Hal ini terkait dengan konsep mana-mana, kemampuan untuk berada di mana atau di banyak tempat sekaligus/ Karakteristik ini paling sering digunakan dalam konteks agama, sebagai doktrin yang paling melimpahkan sifat dari omnipresen ke dewa, superior biasanya sering disebut sebagai Tuhan oleh monoteis. Ide ini berbeda dari Panteisme.
Hindu, dan agama lain yang berasal daripadanya, menggabungkan teori dan mahahadir imanen transenden yang merupakan makna tradisional kata, Brahman. Teori ini mendefinisikan substansi universal dan mendasar, yang merupakan sumber dari semua keberadaan fisik.


v  PENDEKATAN SAINS
Teori keberadaan fisik menurut pendekatan sains, adalah bukti nyata dari sebuah kepercayaan yang dapat dilihat dan dirasakan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang semakin canggih. Lalu dibangunlah beberapa tempat ibadah yang sebagai sarana beribadat dan juga wisata. Dengan IPTEK yang luar biasa maka sarana tempat ibadah jga bisa menjadi multifungsi.
Contoh :
A.      Bangunan Pura
            Keberadaan fisik bangunan Pura Besakih, tidak sekedar menjadi tempat pemujaan terhadap Tuhan YME, menurut kepercayaan Agama Hindu Dharma, yang terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai pusat Pemerintahan Alam Arwah, Alam Para Dewata, yang menjadi utusan Tuhan untuk wilayah pulau Bali dan sekitar. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung Agung dibuat bangunan untuk kesucian umat manusia, Pura Besakih yang bermakna filosofis.
Makna filosofis yang terkadung di Pura Besakih dalam perkembangannya mengandung unsur-unsur kebudayaan yang meliputi:
  1. Sistem pengetahuan,
  2. Peralatan hidup dan teknologi,
  3. Organisasi sosial kemasyarakatan,
  4. Mata pencaharian hidup,
  5. Sistem bahasa,
  6. Religi dan upacara, dan
  7. Kesenian.
Ketujuh unsur kebudayaan itu diwujudkan dalam wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Hal ini sudah muncul baik pada masa pra-Hindu maupun masa Hindu yang sudah mengalami perkembangan melalui tahap mitis, tahap ontologi dan tahap fungsional.

B.       Masjid
Kehidupan umat Islam yang tetap cenderung mempertahankan eksistensinya sebagai hamba ALLAH dengan memanfaatkan masjid sebagai sarana melaksanakan ibadah menunjukkan betapa peranan masjid sangat strategis, khususnya berkaitan dengan fungsinya sebagai Pusat Ibadah.
Namun, seiring berkembangnya zaman masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah tapi bisa juga dimanfaatkan untuk  :
*  Sebagai Pusat Pengembangan Wawasan Keislaman dan Keilmuan
Masjid sebagai pusat kajian dalam rangka perluasan dan pendalaman wawasan keislaman dan keilmuan melalui program kajian rutin  harian, mingguan atau bulanan  baik berupa ceramah, seminar, kursus maupun pelatihan
*      Sebagai Pusat Pengembangan Budaya dan Tradisi Islami
Masjid sebagai tempat melestarikan dan mengembangkan beragam tradisi dan seni yang telah dilembagakan masyarakat muslim melalui program pembinaan qira’atul Qur’an bit taghanni (membaca dengan lagu), latihan seni hadrah, pembacaan sholawat Nabi , penyelenggaraan Peringatan Hari-Hari Besar Islam dan lain-lain
*      Sebagai Pusat Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi
Masjid sebagai tempat pemberdayaan kaum dhuafa dan mustad’afin (terutama fakirmiskin dan anak yatim) melalui program pembentukan lembaga Zakat , Infak dan Shadaqah, lembaga ekonomi umat, pemberian santunan kepada dhuafa dan pelatihan kewirausahaan
v  PENDEKATAN FILSAFAT
Menurut pendekatan filsafat, Toeri keberadaan fisik dinyatakan sebagai fenomena mistik (santet, roh gaib, dstnya) adalah fenomena nyata. Bahkan kalau kita yang berasal dari daerah pelosok (termasuk saya), fenomena gaib adalah hal yang lebih dipahami oleh masyarakat sekitar kita di daerah asal tersebut dari pada Hukum Newton tentang gerak.
Tiap kitab agama apapun, keberadaan fenomena gaib  ditempatkan sebagai sesuatu yang ada/nyata Katakanlah bahwa sains modern modern dimulai sejak zaman Galileo Galilei (bapak sains modern) Mungkin semenjak manusia pertama Adam ada, fenomena mistik telah ada.
Salah satu tujuan sains, katakanlah sains fisika, adalah untuk menjelaskan kenapa fenomena yang teramati dapat terjadi. Banyak fenomena fisis yang teramati, baik yang sederhana sampai yang rumit, sejak zaman Galileo (atau juga sebelumnya) telah dapat dijelaskan secara saintifik (artinya memenuhi metodologi sains, katakanlah dalam arti sederhana ada seperangkat data valid yang dibarengi penjelasan memuaskan). Katakan, ide yang penting dalam hal ini adalah pengamatan dan penjelasan.
3)      TEORI KEBERADAAN METAFISIKA

Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan. Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.
Ø  PENDEKATAN AGAMA
Dalam pendekatan agama, teori keberadaan metafisik sering disebut sebagai disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Dimana Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah fisika” Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras), ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya.
Pada dasarnya, teori keberadaan fisik Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni :
1). Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.
2). Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN (iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori keberadaan fisik identik dengan hal-hal yang berbau gaib. Dimana tenaga dalam serta Ilmu Ghaib merupakan satu rangkaian, yang intinya mengaktifkan kekuatan/energi yang berasal dari kekuatan Non-Sains. Yang kekuatannya bisa dari unsur luar yakni jin atau qorin/sedulur papat) dan istilah bagi mereka yang berkecimpung di dunia pencak silat dan olah pernafasan, metafisik disebut sebagai tenaga dalam, yakni sebuah inti energi yang terletak pada kekuatan nafas dan pikiran (visualisasi). Realitas keberadaan Tuhan yang tak terlihat adalah ghaib.
Ø  PENDEKATAN SAINS

Dalam pendekatan sains, terdapat beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme. Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan sains yang berhubungan dengan ilmu dan zaman yang terus berkembang ini metafisika ternyata bisa melahirkan paham-paham baru seperti naturalisme, supernaturalisme, materialism dsb. Yang dimana paham-paham tersebut dijadikan sebagai kepercayaan orang terdahulu.

Ø  PENDEKATAN FILSAFAT
Dalam pendekatan filsafat, yang menuntut kita untuk berfikir secara rasional dengan akal pikiran dan logis dapat diterima oleh akal. Ternyata ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. Sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat, keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan filsafat. Ada 2 paham baru yang muncul sebagai hasil pemikiran yaitu monoistik dan dualistic yang sifatnya lebih kepada kejiwaaan seseorang atau mental diri tiap individu.




Kegunaan Statistik dalam berbagai bidang Ilmu



Nama : Titin Nurhalimah
Nim     : 1123070121
Kelas   : MKS / C / II
Tugas Pengantar statistik
v  Kegunaan statistik dalam bidang ilmu manajemen
1)      Penentuan struktur gaji
2)      Penentuan jumlah persedian barang
3)      Evaluasi produktivitas karyawan
4)      Evaluasi kinerja karyawan
5)      Penentuan jumlah pesangon dan tunjangan karyawan.
v  Kegunaan statistik dalam bidang ilmu ekonomi pembangunan
1)      Analisis pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga
2)      Untuk mengetahui masalah pertumbuhan penduduk dengan sensus penduduk
3)      Mempermudah kita dalam menyederhanakan atau membuat hipotesis terhadap kasus kasus yang terjadi dalam ekonomi
4)      Membantu perhitungan cepat dalam Pemilu
5)      Menganalisis pengangguran dan kemiskinan

v  Kegunaan statistik dalam bidang ilmu akuntansi
1)      Penentuan standar audit barang dan jasa
2)      Penentu depresiasi barang dan jasa
3)      Analisis rasio keuangan
4)      Untuk menghitung penyusutan aktiva tetap secara mathematis
5)      Cara menangani dan meringkas atau mengumpulkan hasil perkembangan suatu perusahaan atau keuangan.
6)      Mempersiapkan sejumlah persediaan agar dapat selalu menyesuaikan dengan perubahan situasi
v  kegunaan statistik dalam bidang pemasaran:
1)      Mengetahui preferensi konsumen
2)      Penelitian dan pengembangan produk
3)      Analisis potensi pasar, segmentasi dan diskriminasi pasar
4)      Ramalan penjualan
5)      Efektifitas kegiatan promosi penjualan
6)      dan penetapan harga.

v  Kegunaan statistik dalam bidang ilmu keuangan
1)      Tingkat pengembalian investasi
misalnya : saham, reksa dana, valuta asing dan lain-lain
2)      Analisis pertumbuhan laba
3)      Untuk meramalkan perkembangan ekonomi
4)      Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan
5)      Mempermudah dalam memperoleh keuangan

v  Kegunaan ststistik dalam bidang ilmu agribisnis
1)      Analisis produksi tanaman, ternak, ikan dan lain-lain
2)      Kelayakan usaha dan skala ekonomi
3)      Manajemen produksi agribisnis
4)      Analisis ekspor impor produksi pertanian
5)      Analisis penelitian